Pages

Selasa, 17 Oktober 2023

Random

Melihat postingan di blog ini, yang hampir setiap tahun ada, membuat aku jadi tau apa saja yang terjadi dalam hidupku. Meskipun hampir tidak mungkin, semua hal yang terjadi ku tuliskan dalam tahun itu, paling tidak, ada bagian dari memori yang bisa aku ingat dalam tahun itu. Namun sayangnya di tahun 2014-2018, aku tidak menemukan tulisan apapun. Padahal jika diingat kembali, tahun itu adalah tahun dimana aku menjadi seorang mahasiswa. Seharusnya ada banyak sekali pengalaman yang bisa aku ceritakan, dan jika di ingat sepertinya akan seru wkwk

Jika diingat, sebagai mahasiswa di tahun 2014, pertama kalinya aku merasakan jatuh hati pada seseorang. Memang bukan pacar pertamaku, tapi aku baru menyadari bahwa saat itulah pertama kali aku menjatuhkan hatiku pada seseorang yang sudah mencuri perhatianku saat masa orientasi. Meskipun saat itu, aku memiliki beberapa crush, tapi pria ini yang paling menarik di mataku.

Banyak hal yang menarik dari dirinya, namun yang paling membuatku jatuh hati adalah pandangan saat ia sedang duduk di kursi kelas sembari menggoreskan pensilnya pada kertas binder. Bahkan salah satu karya miliknya masih tersimpan rapi di binder yang ku pakai saat melanjutkan studiku. Kenangan yang mungkin akan ku simpan selamanya, ntah lah.

Mungkin setelah membaca tulisan ini, kamu akan berfikir bahwa  aku belum move on darinya. Namun aku sudah ditahap ikhlas atas apa yang terjadi, udah damai, udah follow dia di instagram pula, bahkan baik-baik saja saat melihatnya dengan orang lain. Satu-satunya alasanku menyimpan semua hal yang pernah dia beri kepadaku, adalah untuk mengenang bahwa aku pernah sebahagia ini saat bersama seseorang, bahwa aku pernah sejatuh cinta itu pada seseorang, yang bahkan ku rasa mungkin tidak akan pernah ku rasakan lagi, kecuali dengan suamiku kelak, InsyaAllah

Ada trauma untuk menjatuhkan hati sedalam itu, proses healing nya yang ntah berapa tahun untuk bisa pulih sepulih-pulihnya. Bahkan di saat aku memilih untuk melanjutkan studiku, aku berkeinginan untuk melanjutkannya di universitas yang berbeda, sayangnya saat itu restu orang tua menjadi penghambat. Jadilah semua memori yang aku punya mulai bermunculan kembali. Awal-awal terasa menyesakkan, lambat laun semuanya mulai terasa menyenangkan. Tidak ada lagi rasa sedih saat kembali ke sana, atau mungkin saat itu aku telah sampai pada tahap berdamai. Belajar dari pengalaman itu, aku tidak ingin menjatuhkan hati sedalam itu. Gak mau gemetar bahkan saat mendengar namanya, kalo kalian pernah ngalamin ini, ini perasaan paling menyesakkan yang pernah aku rasakan dan ku harap tidak akan pernah aku rasakan lagi.Walaupun perasaan tidak bisa di kontrol, namun aku belajar untuk tidak menggantungkan diri pada orang lain. 

Namun dari apa yang terjadi di masa lalu, akupun turut berbangga diri sebenarnya dengan diriku. Dulu aku gak pernah nyangka akan mencintai seseorang sebegitu dalamnya. Karena di hubunganku sebelumnya, aku gak pernah memberi effort apapun, namun di hubungan dengan pria ini, tidak bisa di jelaskan effortnya seperti apa. Bahkan aku masih ingat, malam hari saat mengetahui ia sedang sakit, aku yang saat itu sedang menemani temanku berbelanja persiapan sidangnya, kefikiran untuk membawa you c dan bear brand ke rumahnya. Dan yah, aku lakukan. Padahal pulangnya hujan-hujanan, kayak ifah is that u? wkwk. Padahal dulu boro-boro. Paling males effort kayak gitu. 

Makanya aku bangga, bahkan setelah 4 tahun berlalu, aku merasa bahwa ternyata aku pernah setulus itu mencintai seseorang, mendoakannya untuk selalu bahagia dan meraih semua mimpi yang pernah ia ceritakan saat kami bersama, aku masih mendoakan dan tersenyum saat satu persatu mimpinya mulai ia raih. Mungkin karena ekspresinya masih terekam dengan jelas di ingatanku saat ia berbagi mimpinya, dan mengetahui semua hal yang ia inginkan berlahan-lahan terwujud, akupun turut berbahagia untuknya, terlepas dari siapapun yang ia bersamai saat ini. Ketahuilah bahwa dengan apa yang ku ceritakan saat ini, tidak pernah terucap kata atau keinginan untuk membuatnya berpisah dengan pasangannya saat ini. Karena, meskipun pria ini adalah orang yang sama-sama kami cintai, namun kami mencintai pria ini dengan periode waktu yang berbeda. Saya menyimpannya sebagai pria yang saya cintai dengan seluruh kenangan saat kami masih duduk di bangku perkuliahan, saya mencintainya pada versi dirinya sebagai seorang mahasiswa di salah satu universitas kota Makassar. Sedangkan pasangannya saat ini, ia mencintai pria ini dengan segala hal yang pria ini lakukan untuk masa sekarang.

4 tahun berlalu setelah berdamai dengan apa yang terjadi, aku akhirnya mulai menerima orang lain untuk menjadi kekasihku, bahkan niat untuk menikah pun sudah kami kantongi saat itu. Meskipun demikian, aku tetap memberikan gap untuk diriku sendiri, untuk tidak mencintai sedalam orang terdahulu dan ku rasa, aku tidak akan pernah mencintai orang sedalam itu lagi.

Beberapa bulan menjalin hubungan, aku mulai merasa hubungan itu tidak akan pernah berakhir dengan baik. Bertahan dengannya hanya karena kami bersahabat sejak SMP, membuatku enggan menyudahi walaupun akhirnya dia memilih untuk menyudahinya. Lalu beberapa hari yang lalu, ia melangsungkan pertunangannya dengan orang lain. Tahu apa yang aku rasa? beruntung.

Aneh memang, di tinggal nikah kok merasa beruntung? ada beberapa alasan yang mungkin tidak bisa ku jelaskan dengan detail, tetapi aku merasa beruntung karena tidak memaksakan hubungan yang kedepannya mungkin akan ku sesali, yang hanya berlandas "kenal udah lama, dia sahabatku sejak smp", beruntung karena aku tidak pernah mencintainya sedalam apa yang aku rasakan dengan orang terdahulu, beruntung karena aku baik-baik saja, menangispun tidak. Lagi-lagi aku merasa beruntung karena gap yang aku ciptakan, membuat aku baik-baik saja setelah ditinggalkan. Fyi, im not pretending to be okay, im pretty sure okay 

Dulu i always wondering how's i feel if ada mantanku yang nikah, nah sekarang kejadian. Rasanya, biasa aja sih, mungkin karena gak lama juga sama ini orang dan connectionnya hanya sedikit makanya biasa aja. Dan dari awal aku memang sudah membatasi diriku untuk tidak mencintai sedalam itu, dan memang tidak bisa. Not gonna lie, tapi jatuh cinta itu sulit. Mungkin memang ada fase dimana aku galau, paling sebulan karena bagaimanapun rasanya aneh tiap hari komunikasi, lalu tiba-tiba gak.  Fase perasaan aneh pasti ada, selebihnya gak kefikiran lagi. 

Dia laki-laki baik dan ku harap pasangannya pun demikian. Semoga acaranya berjalan baik dan lancar. Im happy for they both,  yes im. Aku juga berharap bahwa calon istrinya berhenti untuk mengikuti akun instagramku dengan akun bisnis miliknya. Karena?

You're already enggaged. Harus tenang, jangan nyari penyakit dengan cari tahu mantan dari pasanganmu seperti apa, nambah beban fikiran aja tau. Fokus aja dengan acara kalian, karena ya meskipun aku belum menikah, cuma berdasarkan cerita temen-temen yang sudah menikah, dalam proses menuju hari H, pasti ada banyak masalah. Jadi fokus ke situ aja yaa, jangan fokus ke orang yang 200% bahkan 1000% gak akan ganggu hubungan kalian kayak aku. Okey? 


Xo,

Ifah

Recalls Memories

 Habis melipir di satu-satunya blogku yang paling privat, -> sweet nothing.

Sejujurnya, aku sudah hampir lupa bahwa selain blog ini, aku masih memiliki blog lainnya. Mungkin beberapa alasanku mulai melupakan sweet nothing, seperti misalnya blog ini sudah di setting seperti setting-an di sweet nothing, alias gak ada yang bisa akses selain alamat emailku yang ini. Makanya aku merasa bahwa bisa bercerita apa saja di blog ini, tapi saat kembali melihat my thought and the real of me yang aku tulis di sweet nothing, aku merasa ternyata aku cukup banyak menyimpan berbagai emosi yang aku rasa dan sangat sensitif. 

Di sweet nothing ada beberapa kalimat yang temanku ucapkan, yang ternyata cukup menyakiti aku saat itu. Di tahun 2019, aku merasa bahwa itu adalah ucapan terjahat dan tidak pantas diucapkan sama sekali mengingat kondisiku saat itu yang sedang struggle dengan banyak hal. Di tahun 2023, setelah melewati banyak proses dan tetap keep in touch dengan orang yang bersangkutan, aku mulai menyadari bahwa apa yang ia katakan dahulu, yang menyakitiku, mungkin tidak benar-benar ditujukan untuk menyakitiku. Hanya saja timingnya tidak tepat sehingga aku terluka,saat itu. 

Berlanjut pada postingan sweet nothing di tahun-tahun kebelakang selanjutnya, aku merasa bahwa aku termasuk orang yang lumayan sering mengungkapkan perasaan di tahun itu melalui tulisan bahkan tergolong rajin. Berbeda dengan diriku sekarang, aku sudah mulai kesulitan untuk mengungkapkan apa yang terjadi pada diriku, bagaimana hariku, bisa dibilang aku sudah cukup tumpul untuk menceritakan tentang perasaanku. Apalagi bercerita secara detail, rasanya aku sudah tidak mampu. Badanku mulai jompo fyi wkwk. Kalo kata atasanku di kantor, remaja jompo jaya jaya jaya. Heheh.

Oh ya, saat ini aku mulai berubah fikiran untuk mengembalikan blog ini seperti settingan awal alias tidak di private. Karena menurutku, ya sudah lah. Orang juga gak akan tertarik dengan kehidupanku wkwk, males overthinking dan kalo orang tau yang sebenarnya, ya udah lah wkwk. Gak punya energi apapun lagi selain bekerja. Hidup budak korporat, semoga tahun ini berganti menjadi asisten ahli dosen ya. Doakaan

Xo,


Ifah