Pages

Sabtu, 23 April 2022

Komunikasi; berbagi atau sekedar impresi

Kehadiran sosial media dengan berbagai fitur andalan membuat kita sebagai pengguna lebih mudah untuk menampilkan versi terbaik diri kita, seperti instagram, gambar dan video; twitter, tulisan; quora, tulisan. Diantara berbagai sosial media yang hadir, pilihan saya selalu jatuh pada sosial media yang menonjolkan tulisan penggunanya.

Saya pengguna twitter dan quora. Aktif kembali sejak 2018 untuk twitter dan mulai aktif di quora sejak 2020. Sejak awal, saya masuk dalam kategori ingin membuat impresi 'baik dan cerdas' tentang diri saya pada pengikut sosial media saya. Saya mulai sering membuat tulisan sesuai dengan apa yang saya fikiran dan mood untuk saya selesaikan. Saya menggunakan beberapa istilah asing  atau bahasa asing dan sebenarnya bisa digantikan oleh istilah umum seperti yang dipahami oleh orang pada umumnya.

Apa yang ingin saya bangun adalah saya ingin terlihat cerdas karena menggunakan bahasa asing. Saya lupa bahwa tujuan sosial media bahkan lebih kecil lagi, sosial media adalah untuk berbagi informasi. Memastikan bahwa apa yang saya bagikan bisa dipahami oleh orang lain dan mudah-mudahan bermanfaat untuk mereka. Penggunaan bahasa asing yang hanya sedikit dipahami oleh audience hanya akan membuat sebagian orang tidak paham akan apa yang ingin saya sampaikan hanya karena ego untuk terlihat 'cerdas'. Tulisan ini sebagai pengingat saya bahwa esensi komunikasi adalah bagaimana menyampaikan informasi dari pihak pemberi informasi dengan penerima. Jika informasi yang tidak diterima dengan baik, maka komunikasi gagal dilakukan

General

Saya baru kefikiran kalo gak ada hal yang bisa digeneralisasikan dan disimpulkan. Saya dulu berfikir bahwa ada banyak hal di dalam dunia ini yang bersifat statis kecuali manusia dan waktu. Lalu hari ini fikiran saya mulai berbicara

Diawali oleh statement "semua anak pasti beranggapan bahwa ibunya adalah ibu terbaik di dunia". Statement ini tidak sepenuhnya salah tapi tidak sepenuhnya benar. Kata semua, memastikan bahwa seluruh anak yang memiliki ibu pasti beranggapan demikian. Nyatanya ada banyak kasus ibu durhaka pada anaknya. Lalu apakah statement awal adalah hal yang relevan untuk mereka? Mungkin tidak. Apakah statement awal adalah salah? Tidak juga, toh ada yang relate dengan statement seperti ini. Lalu bagaimana?

Kita belajar untuk membedakan hitam dan putih. Jika tidak hitam, jawabannya adalah putih. Konsep seperti ini kita dapatkan dari satu perspektif yang kita punya. Seiring berjalannya waktu, pengenalan dunia membuat kita mulai paham bahwa ada berbagai perspektif di dunia yang tidak mungkin hanya bisa dijawab hitam atau putih. Ada jawaban abu-abu yang mungkin akan membuat kita menggunakan kombinasi dari setiap perspektif