Pages

Sabtu, 17 Februari 2024

-

 17 Februari 2024, pukul 00.20

Salah satu resolusi diri di tahun 2024 adalah lepas dari bayang-bayang seseorang, untuk jatuh cinta pada orang baru. Namun entah bagaimana harapan bertahun-tahun itu bertahan, pada akhirnya saya bertekad untuk mengakhirinya. Berupaya menulis dan juga merealisasikan, berharap semuanya akan lepas, namun sayangnya di bulan kedua di tahun ini, atau bahkan saya memang tidak pernah lepas dari apapun tentang dia.

Akan ada selalu ada dia di waktu-waktu lelah saya dalam hidup yang entah bagaimana caranya ia muncul tiba-tiba. Namun apa yang terjadi saat ini sepatutnya saya rayakan sebagai sebuah pencapaian. Bagaimanapun, di beberapa tahun lalu tanpa memikirkannya, ia bahkan sering hadir dalam mimpi-mimpi saya. Satu mimpi yang justru berlanjut pada hari berikutnya. 

Mimpi di tahun itu yang membuat saya menengadahkan tangan saya pada sang Kuasa, "semoga kami bisa dipertemukan di versi terbaik kami, ya Allah" bisik saya pada Tuhan yang juga didengarkan oleh semesta. Bertahun-tahun mengharapkan hal tersebut, saya sadar bahwa ketika ternyata tidak ada pertemuan di garis tangan kami, sayalah sosok yang paling menderita.

Saya pernah meyakini bahwa sejauh apapun dia melangkah, semoga sayalah yang masih dia ingin sebagai rumahnya. Beberapa kali saya mengetahui hubungan barunya, beberapa kali pula saya merasa baik-baik saja. "Gakpapa, toh mereka masih di tahap pacaran, bukan nikah" kata saya. Namun jika suatu saat ia memutuskan untuk menikahi perempuan yang ia temui, saya akan sehancur apa? Menuliskan kalimat barusan saja sudah membuat saya hampir menangis.

Saya sadar ia telah lama berlalu dengan semua kenangan kami. Saya juga menduga diri sayapun demikian. Namun, ada bagian dari diri saya yang rasanya enggan melepas dirinya. Bagaimana bisa dari semua orang yang pernah saya temui, dia-lah orang pertama yang terfikir ketika hidup saya sedang capek-capeknya. 

Bagaimana bisa ia muncul dalam mimpi, bercengkrama hangat dengan keluarga saya di dapur kami dan melebarkan tangan membuka ruang untuk di peluk ketika saya muncul dihadapannya. Bagaimana bisa mimpi itu bisa hadir di saat saya dan dia tidak pernah lagi berkomunikasi bertahun-tahun.

Kadang kala, saya bertanya pada sang Pencipta apa tujuan dari semua hal ini? Jika dia bukan jodoh saya, kenapa perasaan ini masih ada di sini? Bahkan ketika saya memutuskan untuk menjalin hubungan dengan orang lain, kenapa bayangannya masih ada?


, pada akhirnya saya capek dengan semua harapan yang saya bangun sendiri. Saya capek dan tidak ingin berharap. Setiap kali melihatnya, meski 

Selasa, 17 Oktober 2023

Random

Melihat postingan di blog ini, yang hampir setiap tahun ada, membuat aku jadi tau apa saja yang terjadi dalam hidupku. Meskipun hampir tidak mungkin, semua hal yang terjadi ku tuliskan dalam tahun itu, paling tidak, ada bagian dari memori yang bisa aku ingat dalam tahun itu. Namun sayangnya di tahun 2014-2018, aku tidak menemukan tulisan apapun. Padahal jika diingat kembali, tahun itu adalah tahun dimana aku menjadi seorang mahasiswa. Seharusnya ada banyak sekali pengalaman yang bisa aku ceritakan, dan jika di ingat sepertinya akan seru wkwk

Jika diingat, sebagai mahasiswa di tahun 2014, pertama kalinya aku merasakan jatuh hati pada seseorang. Memang bukan pacar pertamaku, tapi aku baru menyadari bahwa saat itulah pertama kali aku menjatuhkan hatiku pada seseorang yang sudah mencuri perhatianku saat masa orientasi. Meskipun saat itu, aku memiliki beberapa crush, tapi pria ini yang paling menarik di mataku.

Banyak hal yang menarik dari dirinya, namun yang paling membuatku jatuh hati adalah pandangan saat ia sedang duduk di kursi kelas sembari menggoreskan pensilnya pada kertas binder. Bahkan salah satu karya miliknya masih tersimpan rapi di binder yang ku pakai saat melanjutkan studiku. Kenangan yang mungkin akan ku simpan selamanya, ntah lah.

Mungkin setelah membaca tulisan ini, kamu akan berfikir bahwa  aku belum move on darinya. Namun aku sudah ditahap ikhlas atas apa yang terjadi, udah damai, udah follow dia di instagram pula, bahkan baik-baik saja saat melihatnya dengan orang lain. Satu-satunya alasanku menyimpan semua hal yang pernah dia beri kepadaku, adalah untuk mengenang bahwa aku pernah sebahagia ini saat bersama seseorang, bahwa aku pernah sejatuh cinta itu pada seseorang, yang bahkan ku rasa mungkin tidak akan pernah ku rasakan lagi, kecuali dengan suamiku kelak, InsyaAllah

Ada trauma untuk menjatuhkan hati sedalam itu, proses healing nya yang ntah berapa tahun untuk bisa pulih sepulih-pulihnya. Bahkan di saat aku memilih untuk melanjutkan studiku, aku berkeinginan untuk melanjutkannya di universitas yang berbeda, sayangnya saat itu restu orang tua menjadi penghambat. Jadilah semua memori yang aku punya mulai bermunculan kembali. Awal-awal terasa menyesakkan, lambat laun semuanya mulai terasa menyenangkan. Tidak ada lagi rasa sedih saat kembali ke sana, atau mungkin saat itu aku telah sampai pada tahap berdamai. Belajar dari pengalaman itu, aku tidak ingin menjatuhkan hati sedalam itu. Gak mau gemetar bahkan saat mendengar namanya, kalo kalian pernah ngalamin ini, ini perasaan paling menyesakkan yang pernah aku rasakan dan ku harap tidak akan pernah aku rasakan lagi.Walaupun perasaan tidak bisa di kontrol, namun aku belajar untuk tidak menggantungkan diri pada orang lain. 

Namun dari apa yang terjadi di masa lalu, akupun turut berbangga diri sebenarnya dengan diriku. Dulu aku gak pernah nyangka akan mencintai seseorang sebegitu dalamnya. Karena di hubunganku sebelumnya, aku gak pernah memberi effort apapun, namun di hubungan dengan pria ini, tidak bisa di jelaskan effortnya seperti apa. Bahkan aku masih ingat, malam hari saat mengetahui ia sedang sakit, aku yang saat itu sedang menemani temanku berbelanja persiapan sidangnya, kefikiran untuk membawa you c dan bear brand ke rumahnya. Dan yah, aku lakukan. Padahal pulangnya hujan-hujanan, kayak ifah is that u? wkwk. Padahal dulu boro-boro. Paling males effort kayak gitu. 

Makanya aku bangga, bahkan setelah 4 tahun berlalu, aku merasa bahwa ternyata aku pernah setulus itu mencintai seseorang, mendoakannya untuk selalu bahagia dan meraih semua mimpi yang pernah ia ceritakan saat kami bersama, aku masih mendoakan dan tersenyum saat satu persatu mimpinya mulai ia raih. Mungkin karena ekspresinya masih terekam dengan jelas di ingatanku saat ia berbagi mimpinya, dan mengetahui semua hal yang ia inginkan berlahan-lahan terwujud, akupun turut berbahagia untuknya, terlepas dari siapapun yang ia bersamai saat ini. Ketahuilah bahwa dengan apa yang ku ceritakan saat ini, tidak pernah terucap kata atau keinginan untuk membuatnya berpisah dengan pasangannya saat ini. Karena, meskipun pria ini adalah orang yang sama-sama kami cintai, namun kami mencintai pria ini dengan periode waktu yang berbeda. Saya menyimpannya sebagai pria yang saya cintai dengan seluruh kenangan saat kami masih duduk di bangku perkuliahan, saya mencintainya pada versi dirinya sebagai seorang mahasiswa di salah satu universitas kota Makassar. Sedangkan pasangannya saat ini, ia mencintai pria ini dengan segala hal yang pria ini lakukan untuk masa sekarang.

4 tahun berlalu setelah berdamai dengan apa yang terjadi, aku akhirnya mulai menerima orang lain untuk menjadi kekasihku, bahkan niat untuk menikah pun sudah kami kantongi saat itu. Meskipun demikian, aku tetap memberikan gap untuk diriku sendiri, untuk tidak mencintai sedalam orang terdahulu dan ku rasa, aku tidak akan pernah mencintai orang sedalam itu lagi.

Beberapa bulan menjalin hubungan, aku mulai merasa hubungan itu tidak akan pernah berakhir dengan baik. Bertahan dengannya hanya karena kami bersahabat sejak SMP, membuatku enggan menyudahi walaupun akhirnya dia memilih untuk menyudahinya. Lalu beberapa hari yang lalu, ia melangsungkan pertunangannya dengan orang lain. Tahu apa yang aku rasa? beruntung.

Aneh memang, di tinggal nikah kok merasa beruntung? ada beberapa alasan yang mungkin tidak bisa ku jelaskan dengan detail, tetapi aku merasa beruntung karena tidak memaksakan hubungan yang kedepannya mungkin akan ku sesali, yang hanya berlandas "kenal udah lama, dia sahabatku sejak smp", beruntung karena aku tidak pernah mencintainya sedalam apa yang aku rasakan dengan orang terdahulu, beruntung karena aku baik-baik saja, menangispun tidak. Lagi-lagi aku merasa beruntung karena gap yang aku ciptakan, membuat aku baik-baik saja setelah ditinggalkan. Fyi, im not pretending to be okay, im pretty sure okay 

Dulu i always wondering how's i feel if ada mantanku yang nikah, nah sekarang kejadian. Rasanya, biasa aja sih, mungkin karena gak lama juga sama ini orang dan connectionnya hanya sedikit makanya biasa aja. Dan dari awal aku memang sudah membatasi diriku untuk tidak mencintai sedalam itu, dan memang tidak bisa. Not gonna lie, tapi jatuh cinta itu sulit. Mungkin memang ada fase dimana aku galau, paling sebulan karena bagaimanapun rasanya aneh tiap hari komunikasi, lalu tiba-tiba gak.  Fase perasaan aneh pasti ada, selebihnya gak kefikiran lagi. 

Dia laki-laki baik dan ku harap pasangannya pun demikian. Semoga acaranya berjalan baik dan lancar. Im happy for they both,  yes im. Aku juga berharap bahwa calon istrinya berhenti untuk mengikuti akun instagramku dengan akun bisnis miliknya. Karena?

You're already enggaged. Harus tenang, jangan nyari penyakit dengan cari tahu mantan dari pasanganmu seperti apa, nambah beban fikiran aja tau. Fokus aja dengan acara kalian, karena ya meskipun aku belum menikah, cuma berdasarkan cerita temen-temen yang sudah menikah, dalam proses menuju hari H, pasti ada banyak masalah. Jadi fokus ke situ aja yaa, jangan fokus ke orang yang 200% bahkan 1000% gak akan ganggu hubungan kalian kayak aku. Okey? 


Xo,

Ifah

Recalls Memories

 Habis melipir di satu-satunya blogku yang paling privat, -> sweet nothing.

Sejujurnya, aku sudah hampir lupa bahwa selain blog ini, aku masih memiliki blog lainnya. Mungkin beberapa alasanku mulai melupakan sweet nothing, seperti misalnya blog ini sudah di setting seperti setting-an di sweet nothing, alias gak ada yang bisa akses selain alamat emailku yang ini. Makanya aku merasa bahwa bisa bercerita apa saja di blog ini, tapi saat kembali melihat my thought and the real of me yang aku tulis di sweet nothing, aku merasa ternyata aku cukup banyak menyimpan berbagai emosi yang aku rasa dan sangat sensitif. 

Di sweet nothing ada beberapa kalimat yang temanku ucapkan, yang ternyata cukup menyakiti aku saat itu. Di tahun 2019, aku merasa bahwa itu adalah ucapan terjahat dan tidak pantas diucapkan sama sekali mengingat kondisiku saat itu yang sedang struggle dengan banyak hal. Di tahun 2023, setelah melewati banyak proses dan tetap keep in touch dengan orang yang bersangkutan, aku mulai menyadari bahwa apa yang ia katakan dahulu, yang menyakitiku, mungkin tidak benar-benar ditujukan untuk menyakitiku. Hanya saja timingnya tidak tepat sehingga aku terluka,saat itu. 

Berlanjut pada postingan sweet nothing di tahun-tahun kebelakang selanjutnya, aku merasa bahwa aku termasuk orang yang lumayan sering mengungkapkan perasaan di tahun itu melalui tulisan bahkan tergolong rajin. Berbeda dengan diriku sekarang, aku sudah mulai kesulitan untuk mengungkapkan apa yang terjadi pada diriku, bagaimana hariku, bisa dibilang aku sudah cukup tumpul untuk menceritakan tentang perasaanku. Apalagi bercerita secara detail, rasanya aku sudah tidak mampu. Badanku mulai jompo fyi wkwk. Kalo kata atasanku di kantor, remaja jompo jaya jaya jaya. Heheh.

Oh ya, saat ini aku mulai berubah fikiran untuk mengembalikan blog ini seperti settingan awal alias tidak di private. Karena menurutku, ya sudah lah. Orang juga gak akan tertarik dengan kehidupanku wkwk, males overthinking dan kalo orang tau yang sebenarnya, ya udah lah wkwk. Gak punya energi apapun lagi selain bekerja. Hidup budak korporat, semoga tahun ini berganti menjadi asisten ahli dosen ya. Doakaan

Xo,


Ifah


Senin, 25 September 2023

16/11

 Hai..

Belakangan ini akhirnya, satu per satu doaku menjadi kenyataan. Alhamdulillah, Masya Allah. Mulai dari dapat offering letter sebelum wisuda, wisuda kemudian galau karena penempatannya di luar kota. Awalnya tentu excited, bayangan naik pesawat tanpa perlu nunggu waktu "liburan" dan tentu aja keinginan ke bandara berbekal hoodie dan sling bag tanpa koper. Namun mendekati hari keberangkatan, saya mulai ragu. Khawatir bagaimana kehidupan saya kelak, sampai akhirnya saya mengadu pada Sang Pencipta. And here i am. Kembali menjadi budak corporate yang jaraknya lumayan dekat dari rumah. Melipir ke mall saat pulang, yaa rasa-rasanya hal tersebut mulai menjadi bagian dari kebiasaan ku saat ini. 

Lalu belakangan ini, saya teringat kamu lagi. Ntah kenapa, di beberapa part hidup saya, ntah sedih ataupun bahagia, kamulah salah satu orang yang muncul di benak saya. Saya harap kamu selalu bahagia, seperti harapan saya sejak beberapa tahun lalu. 

Kalau kata Tsana, sang Paus

walaupun masa dia sudah berakhir, tapi aku selalu berharap dia baik-baik aja

aku tetap berdoa agar dia mendapatkan pasangan terbaik untuknya

aku tetap ingin melihat dia menggapai mimpi-mimpinya

tetap pengen dengar dari temennya "eh dia sekarang ini loh"

aku tetap menunggu kabar bahagianya meski bukan dengan aku

gak semua cerita pendek, harus menjadi sebuah novel 

 

Semua kalimat-kalimat yang ia gunakan mewakili apa yang saya rasakan beberapa tahun kebelakang. Saya tidak berharap kamu kembali, tetapi saya harap kamu selalu bahagia dimanapun dan siapapun yang membersamaimu saat ini dan nanti. 

1,5 tahun kebersamaan kita, ntah berapa orang yang saya temui setelahnya. Ntah berapa kali saya mengira bisa menjatuhkan hati pada orang lain, namun nyatanya kamulah satu-satunya pemenang yang sekali lagi ku harapkan selalu bahagia meski takdir 

Beberapa tahun lalu, saya fikir saya tidak akan pernah ada di titik mencintai seikhlas ini. Terdengar bullshit, sayapun meng-aamiininya, namun setelah merasakannya saya tau perasaan ini nyata dan tidak mengada-ngada. Mendengar kabar kamu baik-baik saja, sudah cukup untuk saya.

 Klasik dan mengada-ngada namun setelah merasakannya, saya fikir ini adalah perasaan paling ikhlas sekaligus membahagiakan. Saya bersyukur orang itu adalah kamu. Laki-laki kebanggaanku, yang akan selalu jadi objek favoritku saat orang bertanya lelaki idamanku seperti apa.

Hi! 

Saya tau kata-kata ini tidak akan pernah kamu baca, namun semoga Tuhan mengabulkan permohonanku untuk membuatmu bahagia selalu, sehat-sehat anak baik

Selasa, 29 Agustus 2023

Interaksi

 Hai

Galau nich. Aneh banget sebenarnya merasa galau sama orang yang bukan siapa-siapa aku wkwk. Emang sempet deket tapi mungkin aja aku yang kegeeran jadi aku ngerasa deket, tapi the way he treated me like something special even i cant tell not that special but it is. Aku ngerasa kayak dia ngetreat aku beda dari yang lain, tapi mungkin aku aja yang kegeeran atau whatever u call it lah. 

dan semalam aku baru tau kalo dia baru aja patah hati. Semua tweetnya mengarah kalo dia nyerah sama perempuan ini dan dia merasa se-sakit itu:)) 

Hari ini, tanggal 29 Agustus 23

Saya dan dia bertemu, agendanya untuk mengajari saya tentang akuntansi. Lantas, saya mungkin terpesona dengan cara dia begitu menguasai pengetahuan dan cara dia menjelaskan dengan baik. Padahal saya tau bahwa dia sedang tidak baik-baik saja hari ini.

saya hanya tidur 2 jam hari ini katanya

Hanya sebatas itu tanpa menjelaskan 'penyebab' mengapa ia hanya tertidur 2 jam saja. Tapi sebagai pengagum rahasianya, saya tau penyebabnya. Seperti yang saya jelaskan diatas, dia baru saja patah hati. Tebakanku, oleh orang terdahulunya. Melihat dia hari ini, saya tau betapa pandai seorang laki-laki menyembunyikan luka hatinya. Meskipun, saya bisa lihat beberapa perubahaannya yang tidak seperti hari-hari lalu, tapi saya tau betul bahwa ia berubah.

Menulis ini, saya mendengarkan lagu Interaksi-Tulus, dan mulai merasa bahwa lagu ini sangat pas untuk perasaan saya saat ini. Si hati rapuh tantang wahana katanya.

Dulu mati-matian saya menahan perasaan ini padanya, iya dia crush saya sejak maba dan dekat dengannya bahkan bertukar pesan whatsapp seharusnya sudah menjadi sesuatu yang patut saya syukuri, karena kayak dreams come true, tapi emang manusia gaada syukurnya. Walaupun berkali-kali saya coba untuk denial karena merasa gak cocok, toh hari ini saya jatuh sejatuh jatuhnya pada seseorang yang sedang patah hati pada perempuan lain. Rasanya aneh. Tapi saya yakin perasaan ini adalah perasaan yang mungkin dan saya harap akan cepat berakhir. Mudah-mudahan 

Pertemuan hari ini terasa akan lebih melegakan meskipun menyakitkan. Kini saya tahu jawabannya, kini saya tidak lagi menebak-nebak perasaannya. Tidak lagi, bertanya-tanya tentang apakah perlakuannya pada saya adalah sesuatu yang spesial. Hari ini, melihatnya memiliki segudang pengetahuan dan dapat mentransfer dengan baik, saya tau dan malu untuk mengakui bahwa saya bukanlah apa-apa. Bukan lagi sosok perempuan pintar, saya hanya sebatas perempuan biasa, hanya beruntung karena bisa menyelesaikan S2.

Lihat, lagi-lagi saya menyakiti diri saya hanya untuk meredakan sedikit sakit yang saya tanggung hari ini. Ya Tuhan saya bingung, apakah saya jatuh cinta padanya atau hanya sekedar kagum terhadap apa yang ia tunjukkan hari ini? Kalau bukan cinta, kenapa rasanya sakit Tuhan? kenapa rasanya seperti sesak di dada? kenapa rasanya saya seperti kehilangan sesuatu padahal saya bahkan belum memilikinya? 

Saat ini semua rasa bercampur menjadi satu. Hal memalukan yang pasti adalah saya pernah berfikir bahwa ia mungkin menyukai saya. Tolol. Padahal saya mungkin tidak pernah ada dalam tipe perempuan yang ia inginkan. Saya merasa tolol deg-degan karena menunggu pesan darinya, dan sengaja mengulur waktu supaya tidak di cap fast respon. Namun kenyataanya dia gak pernah peduli :""))

Tolol.


 

Sabtu, 12 Agustus 2023

Logika Hitam Putih

 Jika tidak salah ingat, ini adalah tulisan pertama saya di tahun 2023.

Tahun 2023 sebentar lagi selesai, resolusi apa saja yang sudah terwujud tahun ini? Tetap waras tentu saja. Well akhirnya tahun ini saya berhasil memulai dan berhasil pula mengakhiri tesis life saya. Gak nyangka tapi alhamdulillah udah selesai semuanya hehe. Tinggal nunggu wisuda aja.

Baiklah, sudah cukup basa-basinya. Saya kesini karena pengen cerita hal-hal tentang diri saya yang menurut saya lumayan bermasalah selama ini. Pertama, saya mulai menyadari bahwa selama ini saya menggunakan logika hitam-putih, baik-buruk. Pemikiran ekstrem yang tidak mengenal abu-abu.

Ketika saya bertemu orang lain dan tidak sengaja oversharing, saya akan memaki diri saya karena menganggap bahwa orang lain mungkin ilfeel ketika saya oversharing. Saya langsung memutuskan bahwa orang itu akan ilfeel kepada saya. Ketika keesokan harinya ia berubah terhadap saya, saya meyakini bahwa perubahan tersebut disebabkan karena ilfeel pada saya. Lalu jika ia tidak berubah, saya tetap meyakini bahwa oversharing yang saya lakukan semalam adalah hal yang salah. Lihat bagaimana saya memutuskan opsi yang jelas-jelas justru menyakiti saya? Kalaupun misalnya orang tersebut berubah saya tidak pernah mempertimbangkan bahwa bisa saja penyebabnya adalah hal eksternal lain, seperti dia sedang mengalami hari buruk saat itu dll. Saya justru hanya menyediakan dua opsi. Padahal dalam hidup, pilihan gak selalu ya dan tidak, hitam dan putih. Ada banyak pilihan dan saya justru menyempitkan opsi yang saya punya.

Anehnya, pandangan tersebut hanya berlaku pada pemikiran saya tentang diri sendiri. Sedangkan ketika orang lain yang melakukan oversharing kepada, saya memaklumi hal tersebut dan tidak menilai buruk orang tersebut. Pertanyaannya mengapa saya tidak menggunakan kacamata yang saya gunakan pada orang lain kepada diri saya sendiri? 

Kecenderung saya menggunakan logika hitam-putih yang ketika dihadapkan pada pilihan baik-buruk, alih-alih saya memilih pemikiran baik, pemikiran buruklah yang selalu jadi opsi pertama ketika hal tersebut berkaitan dengan diri saya, sedangkan pemikiran baik selalu saya gunakan untuk orang lain. Lagi-lagi, sebagai manusia, saya fikir saya sudah memanusiakan manusia, nyatanya manusia terdekat yang mendampingi saya setiap harinya, justru saya diskriminasikan. Gak heran, ketika saya membaca tentang logika hitam-putih ini, saya merasa sangat dzalim pada diri sendiri. Bahkan mengatakan maaf pada diri sendiri saja sudah membuat saya ingin meneteskan air mata. Sungguh, 27 tahun hidup bersama fisik ini tidak membuat saya betul-betul memahami tentang diri saya.

At the end, terima kasih ifah untuk semuanya. Maaf karena selama ini saya sangat jahat padamu. Saya berjanji mulai dari hari ini saya akan mulai belajar untuk memahami kamu. Saranghae<3

Rabu, 31 Mei 2023

Ekspektasi

30 Mei 2023

Ada banyak yang terjadi yang bahkan saya tidak pernah sangka. Semua bermula pada Jumat, 05 Mei 2023. Saya dipertemukan kembali dengan seorang pria yang saat kuliah S1 pernah saya idolakan. Bedanya, kali ini kami bertemu saat kami sama-sama menempuh kuliah S2. 

Jumat, 05 Mei 2023 saya sedang hectic-hecticnya mengurus teman saya yang akan seminar hasil hari itu. Saat memasuki pintu utama pasca, saya sudah tau bahwa dia adalah crush saya. Namun, tubuh ini berekspresi seolah-olah dia bukan siapa-siapa padahal dalam hati "GILA AKHIRNYA W BISA LIAT DIA LAGI!!". There is nothing happen until dia masuk ke ruangan seminar teman saya yang saat itu belum di mulai. 
"Dosbing dan pengujinya siapa?" katanya padaku
Ku sebutkan nama dosbing dan pengujinya dengan nada yang sebisa mungkin ku atur agar terdengar tidak terlalu bergetar. Ia menggangguk dan hendak beranjak pergi lalu ntah keberanian darimana tiba-tiba
"*****"
"Iya Ifah?"

Deg! dia tau namaku.
Jika diingat, perasaan yang ada saat itu adalah perasaan yang tidak bisa dijelaskan dengan kata-kata. Satu-satunya yang aku ketahui adalah, hatiku senang.

Beberapa kali kami berinteraksi di ruangan itu, sampai akhirnya ia harus menemui dosbingnya untuk menyebarkan undangan seminar hasilnya. Ia menitipkan tasnya padaku. 
Ku kira, interaksi kami hanya sebatas itu. Tidak pernah sekalipun aku berharap bahwa kami bisa berkomunikasi melalui whatsapp. Karena bahkan tidak bisa membayangkan bagaimana hal itu bisa terjadi. Namun semuanya terjadi begitu saja, sebuah pesan whatsapp darinya tiba-tiba muncul. Jujur sampai saat ini, aku masih bertanya-tanya bagaimana ia bisa mensortir semua nomor yang ada di grup magister, sementara jumlahnya ada begitu banyak dan namaku menggunakan nama lengkap. 

Dan dia, tau? Aku bahkan tidak bisa berhenti menahan senyumku saat pesannya berhasil masuk di hari-hari kemudian. Tidak setiap hari memang, namun tiap kali notification darinya, senyum ini tidak pernah berenti. Bahkan ada moment dimana saya berteriak karena notification darinya.

Semakin hari hubungan kami terasa lebih dekat dari sebelumnya. Tetapi ada beberapa kondisi yang kadang kala aku rasa dia seperti menciptakan batas. Bahkan aku sempat berfikir bahwa mungkin dia punya seseorang di hidupnya. Who knows? but still i like him and thats all

He's cute and funny at the same time tapi anehnya chemistry antara kami belum klik. Maybe the reason why i have crush on him because my expectations. Tidak ada yang salah dari itu memang, hanya saja aku mulai menemukan alasan mengapa rasa sukaku padanya bisa bertahan sampai sejauh ini. Nyatanya memang ekspektasi yang aku bangun selama inilah yang membuatku menyukainya. Bukan berarti dia tidak seperti ekspektasiku selama ini, koneksi antara kami tidak sepenuhnya berjalan. Aku tidak lagi membayangkan bagaimana kira-kira jika kami membangun sebuah hubungan, karena koneksi diantara kami memang belum ada sepenuhnya.

Nulis ini karena pengen bilang sama diri sendiri, orang lain itu belum tentu seindah apa yang kita fikirkan. Wajar jika menyukai, tetapi untuk mencintai harus kenal terlebih dahulu. Mungkin awalnya kamu berfikir bahwa dialah yang kamu cari, namun dalam proses pengenalan semua kesimpulan awal bisa berubah. Jadi tolong, jangan jatuh cinta sama ekspektasimu