Pages

Jumat, 29 Oktober 2021

November

 Akhir oktober. Banyak yang berulang tahun. Beberapa adalah orang terdekatku. Saat menulis ini, saya melakukan multitasking membersihkan  make up, mengetik tulisan ini, dan membalas beberapa chat. 

Sebentar lagi november. Salah satu bulan favoritku. Apalagi alasannya kecuali hujan. Saya menyukai hujan. Jika di tanya alasannya mengapa, mungkin karena hujan selalu berhasil membuat orang-orang menyadari tentang perasaannya yang terdalam. Hujan menghilangkan logika, dan membiarkan hati yang berbicara


Senin, 11 Oktober 2021

Random Thought

 Hi!

Berasa sudah lama sekali tidak mampir di sini, padahal sebenarnya mah sering mampir tapi gak nulis. Ya senang aja baca tulisan sendiri sambil recall memories sambil mikir "dulu kok sebegininya, ya?"

Beberapa hari lalu sempat stress sampe mikir gak mau main sosmed apapun tapi akhirnya menyerah. Akhirnya memutuskan untuk berkabar dengan salah satu sahabatku, Ahsan. Ya kita emang jarang komunikasi tapi sekalinya komunikasi, update kehidupannya lama bestie.

Dari ketawa-ketawa sampe sedih-sedihan balik lagi ketawa-ketawa lagi di tutup dengan tebak-tebakan dari aku, contohnya

Bahasa inggrisnya hari ibu apa? Mothers day

Kalo bahasa arabnya?

.

.

.

Yaumul Ummi


Udah semacam kuis bunda, garing tapi ketawa gak berenti. Agak receh memang. Ya begitulah.

Satu hal yang aku syukuri dari percakapan kami adalah kehidupanku jauh dari kata drama sebuah hubungan. Dan itu menyenangkan sekaligus melegakan. Bagaimanapun untuk tipikal pemikir seperti aku, hal-hal kecil sekalipun akan terus ada dalam fikiranku. dan bisa bayangkan jika aku sampai punya hubungan drama? Bahkan saat ayahku akan di operasi, aku jadi satu-satunya orang yang gak tau bahwa beliau akan menjalani operasi. Baru di kasi tau setelah operasi. dan bisa tebak gak aku ngapain, nangis kejer. Tapi ayahku bilang dia lakukan ini karena dia pengen jaga aku biar gak kefikiran :((((

Salah satu tujuanku menganut paham date in private juga sebenarnya adalah ini. Meminimalisir fikiran dan drama dengan tidak melibatkan banyak orang. Mungkin, orang-orang akan tahu siapa pasanganku ketika aku sudah siap melangkah ke jenjang berikutnya, misalnya tunangan. Ya mungkin. Aku bahkan sempat mikir, yaudah pas akad aja nanti baru di share calonnya siapa. Tapi sepertinya tidak mungkin, mengingat momen pertunangan adalah salah satu momen sakral yang layak diabadikan oleh keluarga bahkan mungkin beberapa teman yang aku anggap dekat dengan aku.

Bicara tentang pasangan, kemarin saya dan ahsan sempat membahas tentang ini. Dan sempat nanya, kenapa ada orang yang bisa mendekati orang lain sementara orang tersebut sudah punya pasangan. Menurutku, ini adalah hal yang paling menjijikkan dan tidak bisa di toleransi. Bagaimana mungkin ada seseorang bisa berbuat sebegitu rendahnya? Mungkin benar bahwa perasaan tidak bisa diatur. Kita tidak akan bisa memilih pada siapa hati kita berpihak dan jatuh hati. Benar memang. Tetapi, tidak perlu mengejar dan berambisi mendekati orang lain jika masih berstatus milik orang lain. Susah memang, tapi dengan menjadi pengkhianat akan merendahkan dirimu sendiri. Maafkan jika terkesan kasar. Tapi untukku yang sudah berkali-kali merasakan dikhianati, para pengkhianat tidak akan pernah ada nilainya di mataku.

Aku pernah menyukai seseorang. Bahkan sangat menyukainya. Perasaan yang saat itu aku sadari setelah berjumpa dengannya di salah satu mall. Aku tau perasaan yang aku punya setelah lulus adalah perasaan yang lebih dari sekedar kagum. Terima kasih Fadil untuk perasaan menyenangkannya. Tetapi menunggu setahun bahkan dua tahun sampai akhirnya dia punya pacar, membuatku untuk mundur perlahan. Tidak ada niat sedikit pun untuk mendekati meskipun kami pernah dekat sebelum dia bersama wanita ini. Tapi aku sangat menghargai pasangannya dan tidak melanjutkan perasaan yang aku punya. Karena kebahagiaan yang hakiki tidak akan tercipta dari hasil merebut bahagia orang lain. Prinsip itu aku pegang teguh. Meski move onnya butuh effort dan seniorku pernah bilang gini 

"Kamu tuh beda saat sama Fadil. Kelihatan dirimu yang sebenarnya. Karena dari apa yang saya lihat, seru sekali percakapanmu dengan dia. Tapi waktu dengan R (inisial temannya yg pernah dekat dengan saya) kamu buat dia frustasi"

Dari percakapan itu, aku nyadar bahwa apa yang aku rasakan ke Fadil ini lebih dari sekedar dari rasa kagum. Mungkin memang berawal dari kagum tetapi berakhir dengan rasa yang berbeda. Tetapi sebesar apapun apa yang ku rasa, aku akan mundur dengan keadaanku saat itu. Bukan tidak ingin berjuang, hanya saja, aku tidak ingin membebani diriku dengan mengejar orang lain yang bisa saja berujung pada kecewa. Kecewa adalah perasaan yang paling aku hindari wkwk. Pengecut sekali. Sama perasaan sendiri tidak ingin berjuang. Benar. Aku tuh anaknya cuma bisa dicintai aja. Gak mau ngambil resiko mencintai. Jujur ini berasa badai amat tapi emang agak takut sebenarnya.

Dengan umur yang sekarang yang mungkin bisa di katakan dewasa, aku ngerasa perasaan semacam ini harus di minimalisir jika mengganggu produktivitas. Jangan sampai perasaan seperti ini mengganggu. Aku punya tujuan yang harus aku capai, harus fokus. Jangan terlalu terlibat dengan masalah perasaan. Ribet jadinya. Apa yang aku punya saat ini adalah apa yang aku rasakan 10 tahun lalu. Berambisi dan tidak terlibat dengan perasaan. Terima kasih Tuhan, telah mengembalikan diriku yang seperti ini.

Btw jujur nulis ini di temani dengan lagu Karena Cinta - Joy Tobing. Berasa bertolak belakang banget dengan apa yang aku tulis wkwk 


Orionxif

Sabtu, 02 Oktober 2021

Kalut

01.02
Masih duduk, diam dan mandang laptop. Mau nangis sejadi-jadinya. Pundak rasanya berat. Kepala apalagi. Boleh ngomong capek gak?
Capek
Capek
Capek
Capek
Capek

Bingung harus apa. Banyak yang harus kukerjakan dalam waktu 2 minggu ini. Apa kabar SKDku? Semoga segala macam urusan ini bisa secepatnya ku selesaikan ya. Biar bisa fokus ke kamu.
Satu kata "semangat ifah!" bahkan berarti sekali hari ini. Baru sadar, kata-kata itu yang bikin aku nangis dan mutusin nulis ini. Aku sadar banget bahwa support systemku sangat luar biasa. Bahkan tanpa perlu ku katakan semua yang ku rasakan. Pikiranku berat dan kalut. Aku tidak tau bagaimana cara melewati ini, tetapi ku yakini akan berlalu walaupun tidak tahu bagaimana cara dan hasilnya akan seperti apa. Aku hanya berharap yang terbaik dan semoga Tuhan meridhoi. Semoga

Tuhan, tolong tenangkan hatiku, yakinkan aku bahwa semua ini bisa berlalu dan aku sanggup melalui semuanya dengan baik. yakinkan diriku bahwa aku bisa dan semuanya akan baik-baik saja.