Pages

Senin, 29 November 2021

Antonim

 03.00, 28 November 2021

Hampir semua kata ber-antonim

Baru koyak

Sedih senang

Ahli amatir

Jauh dekat

Tua muda

Kuat lemah

Genap ganjil

Panas dingin

Sehat sakit

Pertama terakhir

Aku kamu.

Ber-antonim dengan hati yang bertaut.


Xx

Orionif

Patah tanpa jatuh

 Akhir-akhir ini aku sedang parah-parahnya dalam menulis. Ntah kenapa, aku lebih menyukai sajak atau mungkin bisa ku sebut puisi tentang patah hati. Hal yang membuatku bingung adalah, kenapa jemariku justru menari dengan indah ketika berbicara tentang patah hati. 

Perlu kamu ketahui bahwa saat ini hatiku baik-baik saja. Tidak ada cinta yang tidak terbalas, tidak ada cinta yang di tinggalkan. Aku bahkan di fase tidak menyukai siapa-siapa. Lalu bagaimana mungkin aku bisa menulis beberapa bait patah hati ini?


xx

Orionxif

Minggu, 28 November 2021

Bukan satu tapi dua bahkan lebih

 "Aku paling mencintaimu"


Kataku saat itu. Aku kira, caraku mencintaimu adalah cara yg paling dalam, paling hebat dan paling kuat. Sayangnya, aku terlalu percaya diri dan memang terlalu percaya diri. Sampai akhirnya, aku tau bahwa aku adalah satu dari sekian banyak cinta yg kamu terima dalam hidupmu.

Dulu, aku percaya bahwa rasa yg ku punya untukmu tidak akan sanggup di lampaui oleh orang lain. Nyatanya, aku ataupun dia saling mendahului. Berganti-ganti.

Ku kira persoalan cinta hanya bersinggungan dengan volume. Namun, belakangan aku tersadar. Bahwa besar ataupun kecil rasa cinta, aku tidak akan pernah bisa mengukurnya. Tidak ada satuan ukuran. Abu-abu, tidak tegas seperti hitam atau putih. Abstrak kecuali pengetahuanku bahwa aku jatuh cinta padamu.

Mencinta membuatku menambah paradigma baru. Cinta bukan soal besaran. Cinta soal mendoakan hal baik, di satukan ataupun di pisahkan. Klasik memang. Tetapi inilah wujud cinta yg paling tulus meski tidak punya harapan untuk bersama.

Mencintaimu dengan diam adalah cara yg aku pilih. Tidak apa terasa sunyi. Yang ku semogakan hanya doaku untukmu dan pelukannya mewakili pelukanku. Baik-baik.


***

Di tulis sekitar pukul 03.33. Belum tidur dan melow. Sedang galau tanpa objek. Berusaha untuk menyelami rasa yg mungkin di rasakan oleh cinta yg tidak terbalas ntah oleh siapa Tulisan di atas adalah hasilnya. Ku harap, dapat mewakili

XX,

Orionxif


Selasa, 16 November 2021

 Kadang saya takut nulis segala keresahan disini. Takut ada yang baca. Tapi, gak punya tempat pelarian lain. Jadi jika ada yang nemu tulisan ini dan mengenalku di real life, anggap saja kamu sedang membaca tulisan orang yang tidak kamu kenal, ya. Tolong

Oya bentar lagi akhir tahun. Planning jalan-jalannya udah ada. Pengen kabur dari kota ini rasanya. Maka dari itu, pas tau bakalan ada liburan, aku jadi orang yang bersemangat. Bayangin diri pakai headset selama perjalanan. Flashback tentang apa yang udah dilaluin dalam satu tahun terakhir ini. dan berterima kasih dengan diri sendiri.

Halo ifah, you can through this! 

Gaada yang tau kamu akan menjalani jalan seperti ini. Sulit ya? Iya, sulit sekali. Tapi kamu bisa melaluinya. Sedikit demi sedikit. Dengan rasa sakit yang mungkin sudah terasa hambar. Gakpapa. Siapa sangka kamu bisa sebegini kuatnya melalui ini semua? Gak ada. Bahkan, akupun yang sudah menemanimu selama 25 tahun lebih, gak pernah nyangka kamu bisa sampai di sini. Masih bisa bernafas dengan baik. Masih bisa tersenyum lebar dan ketawa terbahak-bahak di tengah semua hal yang mungkin tergolong sulit untuk orang lain. Gakpapa faah, pembelajaran. 

Dulu kata ikhlas bahkan cuma terucap di mulut. Sekarang justru tau rasanya seperti apa. Tidak hanya di hajar sekali. Tapi berkali-kali. Rasanya? tidak bisa di jelaskan. Yang aku tau, bahwa kata pepatah bijak tidak selamanya benar. Titik yang telah aku lalui adalah titik yang membuatku benar-benar menyerahkan semuanya kepada Tuhanku. Terserah Tuhan aja, Tuhan aja yang ngatur. Kemarin aku yang ngatur justru berantakan. Aku cuma pasrah pada takdirku, pada apa yang Tuhan pilih dengan doa sederhanaku "semoga aku bisa melaluinya dengan baik"

Tidak ada yang lebih menguatkanku daripada ucapan kedua orang tuaku, 

"Jangan bingung nak, selalu berdoa, berusaha, serahkan sama Allah. Semoga lulus nak. Aamiin Ya Rabb. Semangat nak"

"Sehat-sehat nak, semoga kita jalani kuliahta dengan mulus dan lancar"

Doa orang tuaku, harapan orang tuaku. Ah, aku kembali menangis saat menuliskan kalimat chatnya.

Sabtu, 13 November 2021

Komunikasi

Sepagi ini ngobrol sama teman tentang SKB BPK, kuliahnya di UGM. Dapat referensi baru akhirnya tentang kampus dan juga profesi . Setelah percakapan di tutup, iseng scroll quora dengan maksud nyari bahan bacaan. Gaktaunya sampai pada tulisannya mas Wahyu, 

"Ketika kita tahu ada mereka yang tersesat dan membutuhkan bantuan, kita tidak mau mencoba untuk membantu dunia mereka agar lebih baik. Kita lebih memilih untuk menusuk dari belakang, membuat pembicaraan kosong dan menuntut keajaiban yang menyadarkan mereka"

"A lot of problems in the world would disappear if we talked to each other instead about each other"

-Anonim

Sumber : Wahyu Saputra (quora)

Kalimat terakhir pada kutipan pertama seperti menyentak ...menuntut keajaiban yang menyadarkan mereka . Iyaya. Kenapa lebih memilih untuk tidak membicarakannya langsung pada yang bersangkutan dan  jahatnya lebih memilih untuk berbicara pada orang lain? Seakan seluruh dunia telah mengetahui, namun, seseorang yang terlibat dalam masalah tersebut justru menjadi satu-satunya orang yang tidak mengetahui apapun. Berharap semesta akan menyelesaikan masalah ini? jangan bercanda.

Kalimat ini, tulisan ini, menyadarkanku betapa pentingnya sebuah komunikasi. Sebagai orang yang dulunya punya pengalaman memiliki komunikasi yang buruk dalam sebuah hubungan, ini jadi pelajaran yang baik. Apa-apa baiknya di omongin. Jangan di pendam. Maunya apa di omongin, jangan tiba-tiba jadi acara kuis. Tanpa hadiah lagi, hih!

Hubungan dalam hal apapun, pertemanan, pekerjaan, bisnis dan asmara apalagi. Yang namanya komunikasi adalah hal yang sangat krusial. Anehnya, kejadian diatas bukan terjadi satu atau dua kali. Sering kali, kita sungkan untuk mengungkapkan apa yang kita mau, dan berharap lawan bicara kita (mudah-mudahan) bisa mengerti. Hal yang  sangat tidak rasional tapi anehnya masih berlanjut sampai sekarang. 


Sabtu, 06 November 2021

 Hi!

Bentar lagi akhir tahun. Gak terasa udah hampir 2 semester kuliahnya. Sebenarnya terasa sih, capek banget. Tugas dimana-mana, kerjaan ada-ada aja yang bikin kesel. Belum lagi, pekerjaan lain. Kadang bisa badmood seharian karena capek banget dan gak tau harus apa. Tapi kalo di fikir lagi, emang gini kali ya kehidupan orang dewasa? Suka atau tidak, ya harus di jalani demi bertahan hidup. 

Oya, rabu depan kuliahnya udah offline. Agak beban sebenarnya. Karena kampus jauh banget astaga. Ya walaupun sekarang tetap bolak balik kampus ngurus mini research, tapi tetap aja jalannya jauh banget. Tapi beruntung sekarang udah gak boros ongkos lagi. Udah maksain diri banget buat bisa bawa kendaraan ke kampus. Meskipun traumanya masih ada. Bahkan kadang tiap nutup mata, pasti ada aja bayangan kecelakaan itu. Aku gak tau sih kapan traumanya sembuh, yang jelasnya dari hari ke hari semakin baik. Udah gak sering kaget tiap dengar klakson. Padahal dulu, langsung oleng tuh kepala. Bahkan suara motor atau mobil yang terdengar garang pun kadang bikin pusing dan mual. Gila sih, kenapa traumanya sampe segininya? 

Sebenarnya sekarang-sekarang ini masih jarang banget bawa kendaraan buat keluar. Karena teman-teman pada ngerti kalo aku masih dalam tahap pemulihan, jadi keseringan ditawarin untuk dijemput. Tapi kalo di fikir, aku bentar lagi proposal (aamiin ya Rabb). Harus bisa terbiasa kemana-mana sendiri. Gak boleh ngandelin orang-orang, karena emang gak bisa gitu. Mau gak mau, yaudah harus berani. Meskipun ibu dan ayah tuh keliatan banget khawatirnya kalo tau aku bawa kendaraan. Tapi ya mau gimana, aku gak suka bergantung dengan orang lain. Apalagi, aku tipikal orang yang menghargai waktu. Janjian jam 10, sebelum pukul 10 aku udah ada ditempat. Dan kadang kalo bareng orang lain, waktunya tergantung dari mereka dan kebanyakan dari mereka tidak memiliki prinsip yang sama denganku. Dan tentu saja, itu bukan hakku untuk menegur, karena bagaimanapun, aku yang ditolong di sini. So yeah

Oh ya, ini random banget sih. 2 minggu lalu (if im not mistaken ya) tiba-tiba jalan ke wedding expo. Ntah visi dan misinya apa sebenarnya. Tapi balik-balik ke rumah jadi tau kalo biaya nikah jaman sekarang gak main-main. Fotografinya aja bisa sampai 30 juta untuk prewed, lamaran, akad dan resepsi. Gila, belum muanya, cateringnya, baju pengantin, prewed dan lamaran. Habis berapa tuh? Mua aja jaman sekarang minimal 10 juta, ya gak sih? di tempat calon MUA ku sih seperti itu. Baju pengantin apa kabar? sejauh yang aku tau, 20-30jutaan lah ya. Itu udah fix bagus banget. Gedungnya? wkwk

Ibuku pernah ngomong gini ke aku dan kakakku, kalo udah ada yang pengen nikah, sekarang aja katanya. Karena gedung sekarang lagi promo gitu sih. Untuk sekelas Swissbell 65jutaan. Ya lumayan banget. Mengingat sebelum pandemi, harganya gak segitu. Tapi kayaknya bentar lagi naik deh, soalnya kondisi udah jauh membaik. Bahkan event-event udah boleh di gelar. Besok malah udah ada Makassar Jazz Festival. Seneng. 

Btw nulis ini sempat terdistract LPJ. Gila itu LPJ dari Juli kagak selesai-selesai.